Penggunaan ASI ( Air Susu Ibu ) Pada Bayi
Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001
menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak
asasi anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi
dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian air susu ibu (ASI).
Pemberian ASI Pada Bayi
Beberapa tahun yang lalu dicetuskan
gagasan menjadwalkan pemberian ASI, untuk meningkatkan tumbuh kembang bayi.
Suasana demikian menguntungkan pabrik susu formula dan ibu-ibu yang mempunyai
aktivitas di luar rumah. Berbagai penelitian menunjukkan gagasan memisahkan
bayi dengan ibu, menjadwalkan pemberian ASI, dan menggantikannya dengan susu
formula, kurang menguntungkan. Banyak terjadi penyakit diare dan mudah terkena
infeksi penyakit lainnya.Pemberian ASI segera dan selama 2
tahun dapat meningkatkan kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
Pembentukan
ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan
bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena
retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan
tegang dan sakit. Segera setelah terjadi kehamilan maka korpus luteum
berkembang terun dan mengeluarkan estrogen dan progesteron, untuk mempersiapkan
payudara, agar pada waktunya dapat memberikan ASI. Estrogen akan mempersiapkan
kelenjar dan saluran ASI dalam bentuk proliferasi, deposit lemak, air dan
elektrolit, jaringan ikat makin banyak dan mioepitel di sekitar kelenjar mamae
semakin membesar. Sedangkan progesteron meningkatkan kematangan kelenjar mamae
bersama dengan lainnya.
Hormon prolaktin yang sangat penting
dalam pembentukan dan pengeluaran ASI makin bertambah, tetapi fungsinya belum
mampu mengeluarkan ASI karena dihalangi oleh hormon estrogen, progesteron dan
human placental lactogen hormone. Produksi oksitosin meningkat oleh hipofisis
posterior, tetapi juga belum berfungsi mengeluarkan ASI karena dihalangi hormon
estrogen dan progesteron. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan
dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting
susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan areola mamae makin
menghitam.
Perbedaan Keluaran ASI
a. Kolostrum: berwarna kuning jernih dengan protein berkadar
tinggi, mengandung: imunoglobin, laktoferin, ion-ion ( Na, Ca, K, Zn, Fe ),
vitamin ( A, E, K, dan D ), lemak dan rendah laktosa, pengeluaran kolostrum
berlangsung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih.
b. ASI transisis (antara) : mulai berwarna putih bening
dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi, dan kemampuan mencerna usus
bayi.
c. ASI Sempurna (matur) : pengeluaran Asi penuh sesuai
dengan perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna.
Keuntungan dan Kerugian ASI
1.
Keuntungan
a.
Memberikan ASI
sesuai dengan tugas seorang ibu, sehingga dapat meningkatkan martabat wanita
dan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
b.
ASI telah disiapkan
sejak mulai kehamilan sehinggan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
c.
ASI mempunyai
kelebihan dalam susunan kimia, komposisi biologis dan mempunyai substansia
spesifik untuk bayi.
d.
ASI siap setiap
saat untuk diberikan kepada bayi dengan sterilitas yang terjamin.
e.
ASI dapat disimpan
selama 8 jam tanpa perubahan apapun, sedangkan susu botol hanya cukup 4 jam.
f.
Karena bersifat
spesifik, maka pertumbuhan bayi baik dan terhindar dari beberapa penyakit tertentu.
g.
Bayi mengukur
sendiri rasa laparnya sehingga metode pemerian ASI dengan cara call feeding.
2.
Kerugian
a.
Waktu pemberian ASI
tidak terjadwal, bergantung pada bayinya.
b.
Kesiapan ibu untuk
memberikan ASI setiap saat.
c.
Terdapat kesulitan
bagi ibu yang bekerja di luar rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar