Sabtu, 29 September 2012

Abstrak

STIKes Mitra RIA Husada Program Studi D-III Kebidanan Jakarta, 13 Juni 2012


Pengetahuan Wanita Usia Subur ( WUS ) Untuk Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI ) di BPS Bd.K Tapos – Depok Periode Maret – Mei 2012
xii + 47 halaman, 7 gambar, 11 tabel,  7 lampiran.
ABSTRAK
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15- 45 tahun pada masa atau periode dimana dapat mengalami proses reproduksi yang ditandai dengan timbulnya menstruasi dan diakhiri dengan menopause. Kanker payudara bisa menyebar langsung atau melewati saluran – saluran kelenjer getah bening dan melintasi nodus kelenjar getah bening atau bahkan berjalan melalui aliran darah. Kanker ini hampir selalu timbul pada wanita yang belum menopause. Data WHO menunjukkan bahwa 78 % kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Hanya 6% nya yang terjadi pada mereka yang berusia dari 40 tahun. Meski demikian, kian hari makin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30 tahun yaitu 16 %.
Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di BPS Bd.K Tapos – Depok selama bulan maret - mei 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang melakukan kunjungan KB di BPS Bd.K Tapos-Depok periode maret –mei 2012 sebanyak 350 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 78 orang. Pengambilan sampel dengan cara accidental sampling, jenis data yang digunakan adalah data primer, pengumpulan data digunakan dengan cara angket, instrument yang digunakan adalah kuesioner, kemudian data diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel. 
Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan wanita usia subur yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 62 %, pengetahuan wanita usia subur berdasarkan usia dengan usia 20-35 tahun dengan pengetahuan cukup sebanyak 46 %, pengetahuan wanita usia subur berdasarkan paritas dengan paritas 2-4 dengan pengetahuan cukup sebanyak 34 %, pengetahuan wanita usia subur berdasarkan pendidikan dengan pendidikan dasar dengan pengetahuan cukup sebanyak 54 %, pengetahuan wanita usia subur berdasarkan sumber informasi dari media elektronik dengan pengetahuan cukup sebanyak 44 %.
Saran untuk BPS Bd.K Tapos-Depok agar dapat meningkatkan pengetahuan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri untuk mendeteksi dini kanker payudara. 

Deviana Eka Agustien



Jumat, 28 September 2012

Jurnal ASI Esklusif

Penggunaan ASI ( Air Susu Ibu ) Pada Bayi
Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001 menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak asasi anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian air susu ibu (ASI).
Pemberian ASI Pada Bayi
Beberapa tahun yang lalu dicetuskan gagasan menjadwalkan pemberian ASI, untuk meningkatkan tumbuh kembang bayi. Suasana demikian menguntungkan pabrik susu formula dan ibu-ibu yang mempunyai aktivitas di luar rumah. Berbagai penelitian menunjukkan gagasan memisahkan bayi dengan ibu, menjadwalkan pemberian ASI, dan menggantikannya dengan susu formula, kurang menguntungkan. Banyak terjadi penyakit diare dan mudah terkena infeksi penyakit lainnya.Pemberian ASI segera dan selama 2 tahun dapat meningkatkan kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
Pembentukan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Segera setelah terjadi kehamilan maka korpus luteum berkembang terun dan mengeluarkan estrogen dan progesteron, untuk mempersiapkan payudara, agar pada waktunya dapat memberikan ASI. Estrogen akan mempersiapkan kelenjar dan saluran ASI dalam bentuk proliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat makin banyak dan mioepitel di sekitar kelenjar mamae semakin membesar. Sedangkan progesteron meningkatkan kematangan kelenjar mamae bersama dengan lainnya.
Hormon prolaktin yang sangat penting dalam pembentukan dan pengeluaran ASI makin bertambah, tetapi fungsinya belum mampu mengeluarkan ASI karena dihalangi oleh hormon estrogen, progesteron dan human placental lactogen hormone. Produksi oksitosin meningkat oleh hipofisis posterior, tetapi juga belum berfungsi mengeluarkan ASI karena dihalangi hormon estrogen dan progesteron. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan areola mamae makin menghitam.
Perbedaan Keluaran ASI
a.       Kolostrum: berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi, mengandung: imunoglobin, laktoferin, ion-ion ( Na, Ca, K, Zn, Fe ), vitamin ( A, E, K, dan D ), lemak dan rendah laktosa, pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih.
b.      ASI transisis (antara) : mulai berwarna putih bening dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi, dan kemampuan mencerna usus bayi.
c.       ASI Sempurna (matur) : pengeluaran Asi penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna.
Keuntungan dan Kerugian ASI
1.      Keuntungan
a.       Memberikan ASI sesuai dengan tugas seorang ibu, sehingga dapat meningkatkan martabat wanita dan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
b.      ASI telah disiapkan sejak mulai kehamilan sehinggan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
c.       ASI mempunyai kelebihan dalam susunan kimia, komposisi biologis dan mempunyai substansia spesifik untuk bayi.
d.      ASI siap setiap saat untuk diberikan kepada bayi dengan sterilitas yang terjamin.
e.       ASI dapat disimpan selama 8 jam tanpa perubahan apapun, sedangkan susu botol hanya cukup  4 jam.
f.       Karena bersifat spesifik, maka pertumbuhan bayi baik dan terhindar dari beberapa penyakit  tertentu.
g.      Bayi mengukur sendiri rasa laparnya sehingga metode pemerian ASI dengan cara call feeding.
2.      Kerugian
a.       Waktu pemberian ASI tidak terjadwal, bergantung pada bayinya.
b.      Kesiapan ibu untuk memberikan ASI setiap saat.
c.       Terdapat kesulitan bagi ibu yang bekerja di luar rumah.